Archive for Oktober 2015
Next day12 - stop BaPer sebelum terlambat!
BaPer = Bawa Perasaan
Kata baper adalah kata yang sangat sering terdengar di
telinga Mawan akhir akhir ini, dari mulai tidak tahu apa apa, hingga kini Mawan
betul betul paham apa itu baper atau bawa perasaan.
Baper adalah sebutan bagi orang orang yang selalu melibatkan
perasaannya dalam setiap situasi, terlalu mengedepankan perasaan hingga
cenderung melupakan logika,
Ciri ciri penderita baper adalah selalu membesar besarkan
masalah, menganggap masalah sederhana adalah masalah rumit, mudah tersinggung,
mudah terpancing emosi nya dan mudah juga meluapkannya.
Baper terbagi kedalam dua jenis,
Pertama, baper diam diam. Seperti namanya, baper jenis ini
adalah baper yang hanya si penderita lah yang mengetahui nya, tak ada orang
lain yang mengetahui selain dirinya sendiri dan tuhan. Contohnya, jenis ini
terjadi pada perempuan yang dibuat meleleh oleh perlakuan tertentu seorang laki
laki yang padahal tidak memiliki hubungan apapun dengannya, lalu ia merasa
(hanya ia yang merasakan) bahwa laki laki itu suka padanya tanpa tahu bahwa
ternyata ia melakukan itu pada semua perempuan, so, thats not as special as
she thinks... perempuan itu cuma terlalu terbawa suasana. Singkatnya,
BAPER!
Kedua, adalah baper yang transparan. Semua orang bisa
melihatnya, baper jenis ini adalah baper yang sering menimbulkan masalah,
karena para penderita nya kadang tidak tahu tempat untuk menunjukkan
ke-baper-annya, lalu mereka emosi dan meluapkannya pada waktu yang hampir
bersamaan. Contohnya, ketika terdapat perkumpulan beberapa orang yang sedang
membahas sebuah topik secara acak, dan salah satu di antara mereka melemparkan
sebuah lelucon konyol tentang seseorang yang padahal tidak jelas siapa, malah
ada pihak yang tersinggung atau semacam ke-geer-an bahwa lelucon itu untuk
dirinya, dan di waktu yang sama, dengan lantang ia mematahkan lelucon itu
dengan sekedar berkata ga lucu! Kemudian
ekspresinya berubah menjadi tak bersemangat hingga akhirnya meledak dengan
mengeluarkan kata kata yang luar biasa. Lebay nya. Seakan ia telah di serang
dari segala arah dan di sakiti banyak pihak, padahal masalahnya cuma satu,
BAPER!
Dan menurut hipotesa Mawan dalam penelitiannya mengamati
fenomena alam ini, baper baper tertentu bisa saja di perbolehkan,
selama baper itu menuntun penderita nya ke arah yang lebih
baik,
Contohnya,
Nyra kecewa hasil ujiannya jeblok, ia menangis semalaman,
padahal satu kelasnya tak satupun yang mendapat nilai di atas 65, Baper! Lalu
akhirnya ia belajar lebih keras lagi dan memperbaiki semuanya.
Bayu yang kecolongan menghabiskan uangnya saat di ajak berlibur
dengan teman temannya hingga ia menatap barang barang yang di beli nya dengan
penuh perasaan bersalah dan membuatnya tak bisa tidur semalaman, Baper! Dan ia
pun berjanji untuk bisa lebih hemat kedepannya.
Fatih, si pemuda religius yang siang tadi secara tak terduga
menyerang rekan kerja nya dalam sebuah rapat organisasi dalam bentuk kata kata
yang dipenuhi nada amarah, meskipun ia ada di pihak yang benar, yang tak
seorang pun menyalahkannya dan justru malah mendukungnya, namun ia tahu
seharusnya ia bisa menahan hawa nafsunya untuk tidak meluap luap seperti itu,
ia gelisah, galau dan merasa sangat berdosa, Baper! Lalu ia bersujud di atas
sajadah memohon ampunan-Nya atas kelakuannya itu.
Nah, seperti itulah baper yang positif, baper yang membuat
penderita nya melakukan hal yang lebih baik, dan masih banyak contoh lainnya,
Tapi, ketika ada positif, selalu ada negatif, Mawan kembali
berhipotesa mengenai baper baper yang bersifat negatif, tentunya berdampak
buruk bagi penderitanya bahkan orang lain disekitarnya,
Contohnya,
Karena baper, Bella kebingungan menjelaskan pada Adam kalau
pada saat ia sering berkata kalau Adam adalah jodohnya, hanyalah sebuah candaan
biasa yang juga ia katakan pada teman lelakinya yang lain, dan ketika Adam menganggapinya
serius, semuanya menjadi rumit.
Karena Baper, Alyssa
menangis semalaman suntuk ketika tahu bahwa perhatian dan perlakuan baik dari
Andri adalah sebatas rayuan gombal yang sengaja dilakukannya hanya untuk
membuat Alyssa baper, entah apa maksudnya Andri melakukan itu, saat Andri
dengan jelas berkata ‘lu nya aja yang terlalu pake perasaan’ semuanya menjadi
rumit.
Karena baper, Badai jadi salah mengartikan sikap baik Shinta
yang selama ini ia anggap sebagai sebuah ‘harapan’ untuknya, ia lupa bahwa
Shinta dan bahkan dirinya sendiri pun sudah memutuskan untuk tetap berteman dan
bertingkah laku layaknya teman sama seperti yang lainnya, ketika Badai larut
dalam ke-lupa-annya dan merasa nyaman dengan sikap Shinta, semuanya menjadi
rumit.
Karena baper pula lah, kini kelas Mawan menjadi tempat untuk
saling menyindir satu sama lain, menyindir tentang hubungan si A dan si B yang
sudah berakhir, tentang B yang kini berhubungan dengan si C dan si D yang
mengompor ngompori hubungan si B dan si C. Dan ketika si D seakan mencari
anggota tim ‘kompor’ dengan mengajak si E, si F dan si G. Saat si D malah heboh
mengompori hubungan itu si A, B sama C, semuanya menjadi SANGAT rumit.
Mawan sampai pada kesimpulan, bahwa baper bisa melanda siapa
saja, termasuk dirinya, miliki lah baper jenis pertama dan baper yang berdampak
positif, jangan jenis baper yang lainnya, karena itu hanya akan memperkeruh air
sungai yang sudah keruh.
Baper lah pada tempatnya, dan jangan baper kalau tiada
artinya.
STOP BAPER SEBELUM TERLAMBAT!!
Next day_11 - dua syarat menjadi manusia
Hari ini
Mawan mempelajari hal baru, yaitu, manusia, khususnya sebagai mahasiswa,
selayaknya memiliki 2 hal, atau setidaknya satu di antaranya
Pertama,
kepercaya dirian
Kedua,
kepintaran
Orang yang
memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan mudah melangkahkan kakinya
dimanapun, mereka berani berkomunikasi dengan banyak orang, berbicara di
hadapan banyak orang, tampil di hadapan banyak orang dan tak segan untuk
mengikuti kegiatan kegiatan pengembangan diri untuk semakin menambah rasa
percaya dirinya. Tidak perduli mereka pintar atau tidak, percaya diri akan
membuat mereka di percaya oleh orang lain untuk melakukan tugas tertentu. Contoh
kecilnya untuk menjadi seorang presenter, menjadi seorang presenter tidak
mengharuskan memiliki tingkat kepintaran tertentu, tapi percaya diri adalah
kuncinya. Mereka yang terbiasa bicara di hadapan banyak orang akan dengan
leluasa ketika di pinta untuk membawakan sebuah acara, mereka bisa dengan luwes
dan santai bicara di hadapan publik. Dengan begitu, orang pun akan mempercayainya
untuk kembali mengemban tugas yang sama di lain kesempatan atau tugas lain yang
juga membutuhkan kepercaya dirian yang tinggi.
Kedua adalah
orang yang pintar atau cerdas, orang orang seperti ini adalah orang orang yang
berada di balik layar, mereka bekerja di belakang, tidak banyak orang yang
mengetahui integritasnya, bisa karena mereka memang kurang percaya diri untuk
tampil di hadapan banyak orang. Mereka bekerja dengan otak dan kepribadian
mereka masing masing sehingga menghasilkan sebuah karya atau prestasi luar
biasa pada bidangnya. Popularitas, ketenaran atau tepuk tangan bukanlah hal
yang mereka cari, itu semua hanya mereka anggap sebagai bonus dari hasil
keringat mereka, yang mereka kejar adalah jawaban dari sebuah pertanyaan,
penjelasan dari sebuah jawaban dan kesempurnaan dari sebuah penjelasan. Dengan
cara cara itulah orang akan mempercayai mereka dengan kemampuan otak kiri nya
yang layak di perhitungkan.
Mawan
berfikir, masuk kedalam golongan manakah dirinya???
Jika
seseorang bisa termasuk kedalam kedua golongan tersebut, beruntunglah dia, jika
nilai akademisnya layak di perhitungkan, kemampuan berfikirnya di atas rata
rata di tambah ia cukup percaya diri untuk tampil di depan umum menunjukkan
kemampuannya, manusia seperti inilah yang bisa di katakan luar biasa.
Tapi
setidaknya memiliki satu di antara kedua nya pun adalah suatu hal baik yang
patut di syukuri dan di gali lebih dalam lagi, Mawan merasa dirinya ada di
golongan pertama, ia memiliki rasa percaya diri yang tinggi bahkan cenderung
tidak tahu malu untuk tampil di hadapan banyak orang. Mawan suka di kala
dirinya menjadi pusat perhatian (in a
good way), dan ia sadar bahwa kemampuan akademisnya masih pas pasan, karena
itulah ia berusaha mempertahankan itu dan meningkatkan rasa percaya dirinya
untuk bisa selalu berani menunjukkan bakatnya di hadapan orang lain agar ia
bisa di percaya untuk melakukan tugas yang membutuhkan kepercaya dirian tinggi.
Namun ia juga tak lupa untuk juga meningkatkan prestasi akademik nya, ia pun
bertekad untuk bisa memiliki kedua hal itu secara bersamaan seiring berjalannya
waktu.
Kasarnya,
“Pinter
engga, pede harus,
Ga berani show off? Belajar yang bener, biar
pinter!
Pede engga,
pinter juga engga, apa yang mau di jual ke orang lain????”
Dengus
Mawan...